Apa Itu Rojali?
Rojali adalah singkatan dari Rombongan Jarang Beli, istilah yang merujuk pada perilaku sekelompok orang yang sering mengunjungi pusat perbelanjaan atau toko, baik fisik maupun online, hanya untuk melihat-lihat barang tanpa melakukan pembelian. Fenomena ini semakin marak di tengah perubahan pola konsumsi masyarakat pasca-pandemi dan meningkatnya adopsi teknologi digital dalam aktivitas belanja12.
Evolusi Rojali: Dari Mal ke Dunia Online
Awalnya, rojali banyak ditemukan di pusat perbelanjaan (mal) — orang-orang datang secara berkelompok, mengamati produk, mencoba, tetapi akhirnya tidak membeli. Namun saat ini perilaku serupa juga ditemukan di platform daring. Banyak pengguna e-commerce tinggi kunjungan (trafik) dan interaksi yang aktif, tetapi tingkat transaksi atau belanja yang tereksekusi tidak selalu sejalan. Konsumen sering membandingkan harga, menunggu promo, atau hanya sekadar melakukan riset produk sebelum checkout3.
Faktor Penyebab
Beberapa alasan yang mendorong munculnya fenomena rojali online antara lain:
-
Penurunan daya beli: Banyak masyarakat memilih lebih selektif saat berbelanja, termasuk hanya “window shopping” baik di offline maupun online14.
-
Adaptasi digital: Kemudahan membandingkan harga dan fitur barang lewat berbagai platform membuat proses riset sebelum membeli jadi lebih mudah dan lazim dilakukan.
-
Fungsi sosial dan rekreasi: Mal, kafe, dan pusat perbelanjaan kini lebih sering menjadi tempat rekreasi atau bersosialisasi daripada sekadar tempat belanja5.
-
Menunggu promo: Banyak konsumen menunda pembelian hingga ada promo atau diskon tertentu, baik di toko fisik maupun online3.
Dampak bagi Industri Ritel
-
Transformasi Fungsi Mal: Mal kini banyak berfungsi sebagai ruang sosial, showroom produk, dan tempat makan/minum ketimbang pusat transaksi5.
-
Peningkatan Bisnis F&B: Sektor food & beverage justru mendapatkan omset lebih tinggi, karena sambil “window shopping”, pengunjung tetap makan/minum bersama rombongan mereka.
-
Tekanan bagi Fashion: Tenant ritel fashion lebih terpukul karena barang bisa dilihat, dicoba, tetapi pembelian terjadi di platform online. Penurunan penjualan offline masih terjadi hingga sekarang5.
-
Omnichannel: Peritel terdorong mengintegrasikan kanal online dan offline agar tetap relevan dan dapat menangkap peluang dari dua dunia ini5.
Tanggapan Pemerintah dan Pengusaha
Pemerintah menganggap perilaku rojali sebagai sesuatu yang wajar dan bagian dari proses menjadi konsumen bijak dan selektif. Tidak ada aturan yang melarang masyarakat hanya untuk melihat-lihat tanpa membeli, baik di toko fisik maupun daring67. Dari sisi pengusaha, mereka mulai beradaptasi dengan menguatkan kanal daring dan inovasi promosi agar konsumen terpancing melakukan transaksi sesudah riset58.
Rojali Online: Realita Era Digital
Perilaku rojali online menjadi tantangan sekaligus peluang. E-commerce tetap tumbuh pesat, namun pola transaksi semakin kompleks. Konsumen semakin rasional, mengupayakan keputusan pembelian yang terbaik, dan pelaku usaha harus lebih kreatif membaca tren perilaku ini agar tetap tumbuh dan kompetitif39.