Anda sering mendengar kata transparansi, konsisten dan komitmen. Contoh transparansi dalam jual beli adalah secara terbuka, seorang konsumen menyampaikan spesifikasi, harga dan kuantiti sebuah produk dan berharap suplayer dapat membantu untuk menyediakan produk sesuai informasi yang dia sampaikan. Suplayer harus menginformasikan produk yang sesuai dan bila berbeda dengan spesifikasi, suplayer harus menyampaikan kondisi produk dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Sementara, konsisten dalam jual beli adalah tidak merubah informasi yang telah disampaikan, seperti merubah spesifikasi produk, menurunkan jumlah order atau mengganti harga.
Terakhir adalah kata komitmen. Artinya kedua belah pihak harus menindaklanjuti dan mengikuti apapun dalam hal “yang telah disampaikan” sebagai suatu perjanjian tidak tertulis. Tidak ada sangsi bagi mereka yang melakukan pelanggaran.
Berhubungan dengan hal diatas bila seorang pelaku jual beli melanggar norma komponen diatas, semua yang baik baik saja menjadi kurang baik. Dalam kondisi seperti itu, yang terbaik adalah membatalkan proses transaksi dan menandai seorang pelanggar dengan “tidak bisa dipercaya”.
Beberapa contoh kasus sebagai berikut:
- Di-popup di setiap halaman bahwa abadi tidak menyediakan Whatsapp, kerap saja meminta akun Whatsapp.
- Seorang pengunjung bertanya melalui halaman tanya harga. Dia telah melengkapi seluruh pertanyaan dengan harga yang diminta, spek produk dan jumlah order. Setelah dikonfirmasi harga, jumlah order yang diturunkan lebih kecil dari permintaan awal. Sebuah modus ingin mendapatkan harga rendah dengan kuantiti kecil.